English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 25 Maret 2011

Karstologi dan Geomorfologi

Kurang lebih 70 % gua yang ada didunia terbentuk pada daerah batu gamping yang telah mengalami karstifikasi. Karst adalah daerah yang telah mengalami pelarutan secara kimiawi atau telah mengalami proses karstifikasi. Karst berasal dari kata Krs atau Kras yang berasal dari bahasa Yugoslavia, yang merupakan nama suatu daerah di perbatasan Italia utara dan Yugoslavia, sekitar Timur Laut Kota Trieste, saat ini terletak di Negara Slovenia. Arti Krs atau Kras adalah Bebatuan, karena didaerah itu adalah daerah kawasan batu gamping yang dipermukaannya sangat gersang tanpa ditumbuhi satu pohon sekalipun akibat habis dimakan oleh ternak domba yang dibebaskan berkeliaran tanpa dikandangkan. Jadi pada awalnya pengertian karst merujuk pada bentang alam. Karst dalam bahasa Jerman dan Inggris disebut Karst, dalam Bahasa Italia disebut Carso dan dalam bahasa Slovenia disebut Kras. Dan sampai saat ini Karst menjadi sebuah istilah untuk daerah – daerah yang telah mengalami pelarutan.
Bentukan alam karst berbeda dengan bentuk alam lainnya (non karst), karena kawasan karst memiliki komponen diatas permukaan tanah atau disebut Eksokarst, dan komponen dibawah tanah yang disebut Endokarst. Fenomena endokarst adalah ruang lingkup ilmu speleologi, oleh karena itu para ilmuwan Karstologi tidak bisa terfokus pada eksokarst saja akan tetapi juga harus pada endokarst juga, karena antara eksokarst dan endokarst adalah dua fenomena yang saling berhubungan dan tak dapat dipisahkan.
Bentuk lahan kawasan karst memiliki karakteristik berupa bentukan negative yang tertutup dengan berbagai ukuran dan susunan, pola drainase yang terputus–putus, gua–gua dan aliran sungai bawah tanah. Bentukan alam permukaan kawasan karst sangat beragam dan tiap daerah memiliki ciri atau bentukan yang berbeda. Ada yang berbentuk seperti menara atau disebut Tower Karst, ada yang berbentuk Cawan Terbalik atau biasa disebut Conical Hill. Antara bukit–bukit Karst Tower dan Conical bisa terlihat lembah–lembah yang lebar atau sempit. Bukit–bukit tersebut terkadang terpisah oleh suatu dataran yang luas akan tetapi terkadang juga ada yang saling berdempetan dengan bentuk yang simetris atau asimetris dengan tinggi yang relative hampir sama. Kawasan Karst yang belum dijamah oleh manusia (Agraris dan Pertambangan) biasanya masih tertutup Vegetasi yang lebat bahkan bisa tidak terlihat dari kejauhan bahwa daerah tersebut adalah daerah karst. Terkecuali Vegetasi tersebut telah dibabat oleh aktivitas manusia seperti, Pertanian, Pertambangan, Penebangan Liar. Vegetasi kawasan karst juga bisa habis akibat gerakan Gletser yang menerjang kawasan tersebut beberapa juta tahun yang lalu. Akibat dari aktivitas tersebut maka timbullah penggundulan dan pengikisan permukaan karst.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi topografi karst sehingga kawasan karst yang satu dengan yang lainnya bisa berbeda. Adapun perbedaan tersebut ditimbulkan oleh :
* Perbedaan litologi atau susunan Batu Gamping. Ada yang tersusun 100 % dari mineral Kalsit (CaCO3), adapula yang tercampur dengan mineral lain seperti Dolomit (CaMGCO3), Gypsum (CaSO4.2H2O), Mangan, Aluminium atau kwarsa dll.
* Perbedaan Ketebalan lapisan Batu Gamping.
* Perbedaan Compactness (Kemampatan).
* Perbedaan system celah rekah yang ada sejak terbentuknya lapisan Batu Gamping.
* Pengaruh Intensitas curah hujan daerah sekitar.
* Pengaruh Jenis Vegetasi yang berbeda.
* Pengaruh Manusia yang membongkar Batu Gamping atau menanaminya setelah membabat habis Vegetasi Primer.
* Pengaruh titik elevasi kawasan atau ketinggian dari permukaan air laut.
* Pengaruh ketebalan lapisan tanah penutup (Top Soil) pada kawasan tersebut.
* Pengaruh Tektonisme terhadap bentuk fisik dan system celah rekah.
Beberapa factor diatas sangat berpengaruh terhadap Intensitas dan kecepatan karstifikasi yang nantinya menjadi suatu Bantuk Lahan Karst (Karst Landform). Bentuk Lahan Karst tersebut ada dua yaitu Bentuk Lahan Mikro dan Makro. Morfologi Makro permukaan Karst meliputi beberapa bentukan negative dengan ukuran meter bahkan sampai kilometer seperti Dolina, Swallow Hole, Sink Hole, Vertical Shaft, Collaps, Cocpit, Polje, Uvala, Dry Valley, dll. Morfologi Mikro juga biasa disebut Karren (Bahasa Jerman) atau Lapies (Bahasa Prancis) atau juga Grike (Bahasa Inggris). Karren memiliki dimensi yang bervariasi antara 1 – 10 meter sedangkan Mikro Karren berdimensi kurang dari 1 Cm (Ford and William, 1996).
Para peneliti karst mencoba menjelaskan variasi Bentukan/ Type Karst, dan secara umum dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
  1. Klasifikasi berdasarkan perkembangan (Cvijic).
  2. Berdasarkan Morfologi.
  3. Klasifikasi berdasarkan Iklim (Sawicki, Lehman, Sweeting).
Cvijic (1914) membagi Topografi Karst dalam 3 kelompok yaitu : Holokarst yaitu dimana Karst dengan perkembangan paling sempurna, baik dari sudut pandang bentuk lahannya maupun Hidrologi bawah permukaannya. Merokarst yaitu Karst yang perkembangannya kurang sempurna, hanya mempunyai sebagian Bentukan Lahan Karst. Karst Transisi yang terbentuk pada Batuan Karbonat yang cukup tebal bahkan sampai Karst Bawah Tanah.
Secara umum bentukan alam Kawasan Karst yang terlihat mencuat keatas permukaan disebut Bentukan Karst Positif ( Positive Karst Landform). Begitu juga sebaliknya, bentuk yang terlihat kedalam bawah permukaan disebut Bentukan Karst Negative (Negative Karst Landform). Negative Karst Landform terlihat seperti cekungan–cekungan berdiamater kecil sampai berdiameter besar (ratusan meter bahkan sampai 1 km) yang disebut sebagai Dolina atau dalam bahasa Inggris disebut Sink Hole atau Closed Depression, bisa terbentuk akibat Runtuhan (Collapse) atau terbentuk akibat pengikisan. Beberapa Dolina yang berdekatan bisa menyatu dan disebut sebagai Uvala. Tetapi bila Dolina yang saling berdekatan tersebut tidak menyatu dan diantara batas dolina tersebut membentuk bukit-bukit terjal dan sempit maka disebut Cockpit Karst. Dolina yang terbentuk akibat runtuhan dan dibawahnya terdapat aliran sungai yang cukup deras dinamakan Collapse Sinkhole tipe Cvijik, sedangkan yang dasarnya kering/tidak dialiri lagi oleh air dikarenakan berpindahnya lintasan aliran sungai bawah tanah tersebut, maka bentukan seperti itu disebut Collapse Sink Hole type Trebic.
Sumber: http://ophus.blogspot.com/



Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar